Ring ring
CINTA DAN BENCI
TIADA CINTA TANPA PERSELISIHAN PENDAPAT
CINTA Memang dalam sudut pandang manusia, sebuah rasa yang ditimbulkan karena efek syaraf itu sungguh luar biasa. Cinta itu perwakilan rasa hati yang cenderung kepada ingin memiliki, ingin menjadi bagian dari (saya) terhadap sesuatu yang di minatinya. Sementara ketidak sinkronan antara perasaan dan apa yang dilihatnya, itu semata-mata permainan logika yang mengatur berjalannya rasa tersebut. Lahiriyyah dapat melihat maka itu cinta tidak buta. Tetapi logika yang lemah maka itu saya sebut cinta itu melemahkan logika. Berfikirkah anda jika sesaat saja timbul sikap ingin memiliki terhadap sesuatu?? Maka itulah perasaan suka yang lahir seketika. Maka bagaimana manusia mampu mengendalikannya, hanya dengan kebaikanlah kunci utama. Manusia diberi sifat yang menyamai sifat Allah, dengan itu juga Allah menciptakan manusia dengan keadaan yang lemah
BENCI Perasaan yang sangat susah dikendalikan bagi manusia yang tidak mempunyai keseimbangan mental yg baik. Kecerdasan emosional yang tidak seimbang dengan perasaan hati itu akan menimbulkan rasa ketidak sukaan terhadap sesuatu. Yang akhirnya akan timbul rasa benci. Sebenarnya menurut saya, rasa benci itu lahir karena lingkup akal cenderung berpikir kepada hal yang negatif. Sementara hal negatif itu selalu mengarah kepada hal yang tidak baik atau salah. Kesalahan itu adalah ketidak sinkronnya logika dengan kemauan hati, bisa saya katakan perasaan hati yang didustakan. Tetapi lain halnya dengan perasaan hati yang diimplementasikan secara baik oleh logika yang akhirnya akan menimbulkan kebaikan. Bagaimana mungkin manusia melangkah kearah yang salah, sementara Allah memberikan hanya kebaikan didalam diri manusia itu secara mutlak??
PEDULI Salah satu sifat yang mempengaruhi berkurangnya rasa Cinta itu sendiri sebenarnya terletak pada acuh tak acuh jika saya sebut dalam bahasa awamnya. Sementara sifat acuh itu adalah sifat yang tidak mau tahu dengan keadaan orang lain, terutama terhadap diri sendiri. Bagaimana mungkin manusia bersifat acuh sementara dirinya itu membutuhkan sentuhan bathin orang lain?? Maka sekaligus menjawab pertanyaan pada bab BENCI saya kupas juga tentang sifat acuh yang implementasinya kepada sikap ketidak pedulian. BUKANLAH BENCI YANG SEBENARNYA MUSUH BAGI CINTA. TETAPI SIKAP TIDAP PEDULI LAH YANG SEBENARNYA MEMBUNUH RASA ITU. Dalam statmen diatas saya gambarkan kestabilan antara rasa CINTA, BENCI dan PEDULI. Cinta itu berjalan seiring keseimbangan kebutuhan, tuntutan, dan kepercayaan yang di bangun. Manusia di tanamkan 99 sifat Allah dalam Bathinnya yang secara tidak sadar individu-individu itu sendiri membuatnya dilupakan. Jadi sikap tidak peduli itu adalah sikap yang tidak mau tahu dengan sesuatu, terhadap sesuatu atau seseorang yang dicintai, sehingga lambat laun akan terkikis rasa cinta ini olehnya (ketidak pedulian). Benci itu bukanlah tidak peduli. Tetapi ketidak pedulian akan menimbulkan sikap ketidak sukaan yang merujung kepada kebencian. Maka disitulah titik utama yang sangat super menurut saya, dengan statmen bukanlah rasa benci yang melemahkan cinta, tetapi rasa ketidak pedulianlah yang senantiasa membuat cinta itu sendiri melemah. Dan akhirnya saya membuat sebuah konsep yang sederhana bahwa, mencintai dengan kebaikan akan lebih penting daripada tidak peduli terhadap rasa cinta.

KESIMPULAN Sampailah kepada kesimpulan dari apa yang telah saya paparkan diatas. Simple nya saya katakan JANGAN TAKUT BERBUAT KEBAIKAN KARENA DALAM KEBAIKAN ITU TERDAPAT CINTA YANG BESAR. JIKA TAKUT MELAKUKAN KEBAIKAN MAKA PERCAYALAH LOGIKA ANDA AKAN DIDORONG UNTUK DEKAT KEPADA KETIDAK PEDULIAN YANG AKHIRNYA TIMBUL KEBENCIAN DAN ITU SUDAH MUTLAK KESALAHAN Dalam hal ini mari kita ciptakan suasana yang damai dan penuh memikirkan kebaikan. Karena yakinlah Allah memberi kebaikan dalam diri manusia itu mutlak. Allah tidak pernah menanamkan kebencian dan kesalahan. Hanya saja dalam prosesnya, manusia diciptakan lemah, dan kelemahan itu yang masih menjadi optimisme manusia untuk cenderung melakukan kesalahan SALAM KOMPAK